Catatan kecilku

Senja buta aku mengiringi langkah berusaha mengejar asa cita-citaku
Aku terhimpit dipojok kursi itu,

Dingin..

Kadang tersentak akan lamunan hari dimasa depan kelak
Menatap kendaraan lalu lalang sibuk balapan mengejar tujuan
Membayangkan keinginan yang sekarang sedang ku perjuangkan
Ini belum seberapa tapi aku mulai merasakan,
Betapa kejam dunia yang sesungguhnya
Tapi lamunan itu kembali lagi fokus ku kembali terarah ke depan memandang ke macetan yang seolah tiada hari tanpa hal menyebalkan ini.

Tiba halnya aku memandang betapa mirisnya kehidupan ini, senja begini sudah banyak orang mengais sampah-sampah terutama orang lanjut usia, batin ku ironis.
Apakah ini hukuman mereka karna menyianyiakan masa sekolah. Hatiku tak tahan namun inilah hidup, kita sebagai penggerak namun tuhanlah penentu segalanya.

Menyandarkan bahu ke kursi memejamkan mata ini sebentar, dunia sesungguhnya mulai terasa.. aroma itu mulai ada. Tapi aku masih diam disini..
Belum memulai sesuatu yang menghasilkan..

Bimbangnya hati menentukan tujuan arah yang ingin ku tuju dan fokuskan..
Aku bayangkan lagi betapa besar jasa ayah serta ibuku... bekerja keras untuk menjadikan aku dan saudara-saudara ku berilmu dan bermanfaat itu semua untuk diri kami masing2 tapi kadang aku melalaikan asa mereka yang dititipkan di pundak kami.
Aku menyayangi mereka bahkan tak dapat ku jabarkan melalui kata-kata
Aku orang yang kaku dalam berbicara di depannya, namun percayalah setiap sujud yg ku ini kalianlah isi doa penuh didalamnya...
Yatuhann aku tahu rencanamu itu sangat indah, semoga saja rencanamu sama dengan rencanaku.

Pejaman mata itu terbuka kabur semakin-terang, dingin itu membuat mata ini terpejam..
Jalanan dingin menghiasai suasana perasaan ku ini..
Melintasi jalan menuju sumber ilmu dan tempat menuai kesuksesan ku..
Pohon mengayun-ayun mengucapkan selamat datang menuju kesuksesan
Pohon melambai lambai kadang aku tertawa sendirian membayangkan hal lucu yang tersimpan didalam memori, bukan berarti aku tlah kehilangan akal.

Kadang aku merasa benar-benar sendiri disini.. hatiku tertahan merintih menjerit inginku tumpahkan segala keluh kesah pada seorang sahabat namun belum ku temukan siapakah dia...

Balkon itu ku tempelkan dagu ini mataku mencari-cari pandangan ke segala arah,namun aku tetap merasa sendirian disini...
Begitu dalam sampai kadang ku tak tahan..
Hal ini sangat berbalik dengan masa dimana aku menginjak sekolah menengah pertama..
Menangislah satu cara ku yang jika aku merasa tak kuat lagii
Dhuha di jam istirahat menemani hari-hariku memanjatkan segala doa dan harapan yang panjang tak berusai...

Aku orang biasa yang seadanya ilmuku masih sangat sedikit, aku masih sangat kecil.. bagiku menjadi apa yang ku cita-citakan sungguhlah begitu sulit namun setiap kali aku lemah, aku bangkit lagi karna apa? Aku ingat ada orang yang selalu berusaha menjembatani aku menuju cita-cita ini... orangtuaku...
Dan aku percaya tuhan pengatur segala keinginan hambanya.

Kembali lagi dalam ruangan yang kadang aku merasa pengap didalamnya karna muatannya sangat banyak, maklum saja ini milik pemerintah apalagi fasilitas semuanya dari pemerintah untung saja kami diberikan cuma-cuma asalkan kami merawat dan giat didalamnya,

Bunyi suara tanda pelajaran berakhir mulai kedengaran, waktu pulang aku sibuk mencari sepatu yang kususun di rak depan..
Kadang aku pulang sendirian menatap jalanan ini, pikiranku seolah kosong berjalan menjelma kemana-mana.
Sampai aku lelah dan peluh ku tak terhitung lagi jumlahnya.. wajahku merah bak udang rebus terpapar matahari, teman ku yang paling setia..

Kembali lagi seperti awal tadi hanya bedanya cuaca hari mulai memanas dan aku berdiri memikul tas ransel nan berat ini, kadang sampai tulangku sakit dan kuletakkan ke bawah..
Aku tak mengeluh hanya ingin menulisnya agar aku ingat bagaimana masa-masa ini ingin selalu ku kenang.

Komentar